Profil Desa Bade

Ketahui informasi secara rinci Desa Bade mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bade

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Bade, Kecamatan Klego, Boyolali yang mengupas tuntas potensi ekonomi dari sektor pertanian dan perikanan berbasis Waduk Bade. Jelajahi informasi geografi, demografi, pemerintahan, serta peluang pengembangan desa di Boyolali Utara.

  • Andalan Waduk Bade

    Desa Bade memiliki Waduk Bade sebagai ikon utama yang menjadi pusat irigasi pertanian, pengembangan perikanan air tawar, dan berpotensi sebagai destinasi wisata lokal.

  • Basis Agraris yang Kuat

    Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian, khususnya padi dan palawija, yang didukung oleh sistem irigasi teknis dari waduk, menjadikannya salah satu lumbung pangan di wilayahnya.

  • Potensi UMKM dan Pengembangan

    Selain sektor primer, Desa Bade menunjukkan potensi pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berbasis pada pengolahan hasil pertanian dan perikanan.

XM Broker

Desa Bade, sebuah wilayah administrasi di Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menunjukkan profil sebagai desa agraris yang dinamis dengan potensi besar yang bertumpu pada sumber daya air. Terletak di bagian utara Boyolali, desa ini memiliki ikon geografis yang vital, yaitu Waduk Bade. Keberadaan waduk ini tidak hanya menjadi penopang utama bagi sektor pertanian melalui irigasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi di bidang perikanan dan pariwisata. Dengan dukungan infrastruktur yang terus berkembang dan semangat masyarakatnya, Desa Bade berupaya mentransformasikan potensi alamnya menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan warganya.

Sekilas Tentang Desa Bade: Lokasi dan Kondisi Geografis

Desa Bade secara geografis terletak di bagian utara Kabupaten Boyolali, sebuah wilayah yang dikenal dengan kontur tanah relatif datar hingga sedikit bergelombang. Desa ini merupakan salah satu dari 13 desa yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Klego. Letaknya yang strategis menjadikannya terhubung dengan pusat kecamatan maupun desa-desa lain di sekitarnya, meskipun tidak berada di jalur utama provinsi.Luas wilayah Desa Bade tercatat sekitar 3,45 kilometer persegi atau 345 hektare. Sebagian besar lahan di wilayah ini dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, terutama sawah irigasi, yang sumber pengairannya sangat bergantung pada Waduk Bade.Secara administratif, Desa Bade berbatasan langsung dengan beberapa desa lain. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Blumbang. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Karangmojo. Sementara itu, di sisi selatan berbatasan dengan Desa Sendangrejo dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Klego. Batas-batas wilayah ini menjadi penanda interaksi sosial dan ekonomi antarwarga desa di Kecamatan Klego. Kondisi topografi yang didominasi oleh lahan pertanian dan perairan waduk menciptakan pemandangan khas pedesaan yang asri dan produktif.

Pemerintahan dan Struktur Administrasi Desa

Roda pemerintahan di Desa Bade dijalankan oleh Pemerintah Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), Kepala Seksi (Kasi), dan Kepala Dusun (Kadus). Struktur ini bertujuan untuk memberikan pelayanan publik yang efisien dan merata kepada seluruh masyarakat. Menurut data terakhir, Desa Bade terbagi ke dalam beberapa dusun atau dukuh yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Pembagian wilayah administratif hingga ke tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) memastikan bahwa setiap program pemerintah dan informasi dapat tersampaikan hingga ke level masyarakat terkecil.Kantor Kepala Desa Bade menjadi pusat kegiatan administrasi, perencanaan pembangunan, serta pelayanan masyarakat, seperti pengurusan dokumen kependudukan, perizinan, dan program bantuan sosial. Proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut hajat hidup warga desa seringkali dilakukan melalui musyawarah desa (Musdes) atau musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes). Forum ini menjadi wadah bagi partisipasi aktif warga dalam merumuskan arah pembangunan desa, mulai dari pembangunan infrastruktur fisik hingga program pemberdayaan masyarakat. Keterlibatan masyarakat ini merupakan kunci untuk memastikan pembangunan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan.

Demografi dan Kehidupan Sosial Masyarakat

Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Kecamatan Klego, jumlah penduduk Desa Bade mencapai ribuan jiwa. Total populasi penduduk di desa ini yaitu 3.738 jiwa yang tersebar di seluruh wilayah dusun. Dengan luas wilayah sekitar 3,45 kilometer persegi, maka kepadatan penduduk Desa Bade berada di angka sekitar 1.083 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup wajar untuk sebuah wilayah pedesaan yang sebagian besar lahannya merupakan area pertanian.Mayoritas penduduk Desa Bade bermata pencaharian sebagai petani, baik sebagai pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Komoditas utama yang ditanam ialah padi, diikuti oleh tanaman palawija seperti jagung, kedelai, dan kacang tanah, yang disesuaikan dengan siklus musim tanam. Selain bertani, sebagian warga lainnya bekerja di sektor perikanan air tawar, khususnya budidaya ikan di Waduk Bade, serta menjadi pedagang, peternak, dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).Kehidupan sosial masyarakatnya sangat kental dengan nilai-nilai kegotongroyongan dan kebersamaan. Tradisi seperti kerja bakti untuk membersihkan lingkungan, memperbaiki fasilitas umum, atau membantu warga yang sedang mengadakan hajatan masih terpelihara dengan baik. Kegiatan keagamaan juga menjadi perekat sosial yang kuat, di mana mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Masjid dan mushala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan keagamaan bagi anak-anak dan remaja.

Waduk Bade: Ikon dan Jantung Perekonomian Desa

Waduk Bade bukan sekadar bentang alam, melainkan episentrum kehidupan dan perekonomian bagi masyarakat Desa Bade dan sekitarnya. Waduk ini dibangun pada era pemerintahan Orde Baru dan diresmikan pada tahun 1980-an dengan fungsi utama sebagai sarana irigasi untuk mengairi ribuan hektare sawah di wilayah Kecamatan Klego dan sekitarnya. Kehadirannya mengubah pola tanam petani dari sistem tadah hujan menjadi sistem irigasi teknis, yang memungkinkan petani dapat panen hingga dua atau tiga kali dalam setahun.Selain fungsi irigasi, Waduk Bade menjadi sumber penghidupan bagi puluhan nelayan dan pembudidaya ikan. Berbagai jenis ikan air tawar seperti nila, patin, dan gurami dibudidayakan menggunakan metode karamba jaring apung. Hasil tangkapan dan panen ikan ini tidak hanya dijual di pasar lokal Boyolali, tetapi juga dipasok ke kota-kota besar di sekitarnya. Aktivitas perikanan ini memberikan alternatif pendapatan yang signifikan bagi warga, terutama saat musim tanam belum tiba.Pemerintah daerah dan pemerintah desa melihat potensi lain dari Waduk Bade, yakni sebagai destinasi agrowisata. Pemandangan hamparan air yang luas dengan latar belakang perbukitan hijau menawarkan daya tarik visual yang menenangkan. Beberapa warung apung dan area pemancingan mulai bermunculan di tepian waduk, menarik pengunjung dari luar desa yang ingin menikmati suasana pedesaan sambil menyantap hidangan ikan segar. Pengembangan lebih lanjut di sektor pariwisata ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan menjadi sumber Pendapatan Asli Desa (PADes).

Potensi Ekonomi: Dari Pertanian hingga UMKM

Perekonomian Desa Bade secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian. Lahan sawah yang subur dan didukung oleh irigasi dari Waduk Bade menjadikan desa ini sebagai salah satu wilayah produsen padi yang penting di Kecamatan Klego. Petani setempat telah menerapkan teknologi pertanian modern, meskipun dalam skala sederhana, seperti penggunaan traktor untuk pengolahan lahan dan mesin perontok padi untuk efisiensi pascapanen. Optimalisasi hasil pertanian terus diupayakan melalui program penyuluhan dari dinas terkait mengenai pemilihan bibit unggul, pemupukan berimbang, dan pengendalian hama terpadu.Di luar pertanian tanaman pangan, sektor perikanan menjadi pilar ekonomi kedua. Budidaya ikan di karamba jaring apung Waduk Bade merupakan kegiatan ekonomi yang padat karya dan memberikan keuntungan yang menjanjikan. Selain itu, potensi peternakan juga cukup berkembang, terutama peternakan sapi potong dan kambing yang dikelola oleh rumah tangga sebagai usaha sampingan. Usaha ini didukung oleh ketersediaan pakan ternak yang melimpah dari limbah pertanian seperti jerami padi dan daun jagung.Seiring dengan perkembangan zaman, sektor UMKM di Desa Bade mulai menggeliat. Beberapa warga telah merintis usaha di bidang pengolahan makanan, seperti pembuatan keripik, abon, dan aneka olahan ikan dari hasil Waduk Bade. Usaha-usaha ini, meskipun masih berskala kecil, memiliki potensi besar untuk dikembangkan jika mendapatkan dukungan dalam hal permodalan, teknologi pengolahan, dan strategi pemasaran. Pemerintah desa bersama lembaga terkait diharapkan dapat memfasilitasi pelatihan dan pendampingan agar produk UMKM Desa Bade dapat bersaing di pasar yang lebih luas.

Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan

Pembangunan infrastruktur di Desa Bade terus menunjukkan kemajuan dari tahun ke tahun. Akses jalan utama desa dan jalan antardusun sebagian besar telah diperkeras dengan aspal dan beton, mempermudah mobilitas warga serta kelancaran distribusi hasil pertanian. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh wilayah desa, dan akses terhadap air bersih juga semakin membaik melalui program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) serta sumur-sumur pribadi milik warga.Di sektor pendidikan, Desa Bade memiliki fasilitas pendidikan dasar yang memadai. Terdapat beberapa Sekolah Dasar (SD) negeri dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang melayani kebutuhan pendidikan anak-anak usia sekolah di desa ini. Keberadaan fasilitas ini memastikan bahwa generasi muda Desa Bade mendapatkan akses pendidikan dasar yang layak sebagai bekal untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di pusat kecamatan atau kabupaten.Untuk layanan kesehatan, masyarakat Desa Bade dapat mengakses fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas Pembantu (Pustu) atau Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Selain itu, kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk balita dan lansia diselenggarakan secara rutin setiap bulannya di setiap dusun. Program-program ini sangat penting untuk memantau kesehatan ibu dan anak, memberikan imunisasi, serta melakukan deteksi dini terhadap berbagai penyakit. Untuk penanganan medis yang lebih serius, warga dapat merujuk ke Puskesmas Klego atau rumah sakit di pusat kota Boyolali.